Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tidak Selamanya Harus Ada Panen Karya

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tidak Selamanya Harus Ada Panen Karya
0 Komentar

Oleh :

Yulia Enshanty, S.Pd

(Guru Geografi SMA di Kabupaten Sukabumi, Mahasiswa Magister Pendidikan Geografi Pascasarjana Universitas Siliwangi)

 Implementasi kurikulum merdeka, tentu  tidak asing lagi dengan istilah P5. Projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Pembelajaran yang berbasis projek ini memiliki tujuan mengembangkan kompetensi dan menanamkan karakter pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran P5 ini dirancang untuk melibatkan siswa dalam kegiatan yang bersifat nyata dan lebih aplikatif, sehingga diharapkan siswa dapat belajar dengan cara yang lebih bermakna.

Ada tujuh tema yang terdapat dalam P5, yaitu :

  • Gaya Hidup Berkelanjutan
  • Kearifan Lokal
  • Bhinneka Tunggal Ika
  • Bangunlah Jiwa dan Raganya
  • Suara Demokrasi
  • Berkarya dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
  • Kewirausahaan

Tema-tema ini dipilih berdasarkan enam dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu:

Baca Juga:Pj Bupati Purwakarta Bersyukur Panen Raya di Tengah El NinoTingkatkan Inflasi karena Harga Pangan Terus Meningkat, Pemkab Karawang Lakukan Operasi Pasar Murah

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
  • Berkebinekaan global
  • Bergotong-royong
  • Mandiri
  • Berpikir kritis
  • Kreatif

Tujuan pemilihan tema ini  untuk memastikan bahwa projek P5 yang dilakukan dapat mengembangkan kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Projek P5 sering kali diukur dari hasil karya yang dihasilkan oleh siswa dan tidak jarang pula sekolah berlomba membuat panen karya yang “megah”untuk memamerkan hasil karya siswanya. Praktek  ini tidak salah, namun perlu disadari bahwa projek P5 tidak selamanya harus menghasilkan karya. Terkadang hasil karya siswa bukan merupakan murni karya siswa itu sendiri, misalnya pada sekolah tingkat dasar, banyak hasil karya siswa yang ternyata hasil karya orang tua murid. Seringkali ada siswa yang merasa kurang percaya diri untuk membuat karyanya sendiri. Beberapa projek yang diberikan kepada siswa terkadang ada yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya, hal ini dapat membuat siswa merasa bosan dan malas untuk mengerjakannya. Sehingga pada akhirnya ada saja siswa yang membeli barang-barang yang seharusnya mereka buat sendiri untuk kegiatan panen karya.

Tujuan dari implemetasi P5 adalah  pembelajaran yang lebih dari sekadar menghasilkan karya, tetapi juga untuk mengembangkan kompetensi dan karakter pelajar Pancasila pada setiap siswa. Oleh karena itu, sejatinya, hasil karya yang dihasilkan bukanlah satu-satunya alat yang dijadikan tolok ukur keberhasilan projek P5. Sehingga dalam merancang dan melaksanakan projek P5 di sekolah, guru perlu fokus pada bagaimana proses pembelajarannya, bukan hanya pada hasil karya yang akan dihasilkan.

0 Komentar