Rupiah Menguat Tipis, Terkurung Sentimen Dolar AS dan Inflasi Pada Oktober 2023

Rupiah
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, 31 Oktober 2023, ditutup menguat tipis sebesar 0,07% menjadi Rp15.240 per dolar AS.

Penguatan rupiah tersebut tergolong terbatas, mengingat sentimen dolar AS masih cukup kuat dan inflasi di Indonesia juga masih menjadi perhatian.

Pada perdagangan pagi, rupiah dibuka menguat tipis di level Rp15.225 per dolar AS. Namun, selang beberapa jam kemudian, rupiah sempat tergelincir ke level Rp15.280 per dolar AS.

Baca Juga:Update Harga Second F1Zr per Oktober 2023, Cek Disini!5 Manfaat Buah Kelapa untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui Banyak Orang, Cek Manfaat Disini!

Hal ini dipicu oleh sentimen dolar AS yang kembali menguat setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada pertemuan bulan Juli 2023.

Namun, rupiah berhasil rebound pada perdagangan sore hari dan menutup perdagangan di level Rp15.240 per dolar AS. Penguatan rupiah tersebut didukung oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Data inflasi Indonesia yang masih terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia pada September 2023 sebesar 1,22% secara bulanan dan 7,07% secara tahunan. Angka tersebut masih berada di bawah target Bank Indonesia (BI) sebesar 4%-6%.
  • Penurunan yield obligasi pemerintah AS. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke level 3,35% pada perdagangan Selasa, 31 Oktober 2023. Hal ini membuat dolar AS menjadi kurang menarik bagi investor.

Meskipun rupiah menguat tipis pada hari ini, namun analis memperkirakan rupiah masih akan tertekan dalam jangka menengah. Hal ini dikarenakan sentimen dolar AS yang masih cukup kuat dan inflasi di Indonesia yang masih menjadi perhatian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah

  • Sentimen dolar AS

Dolar AS merupakan mata uang safe haven yang banyak diminati oleh investor dalam kondisi ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, penguatan dolar AS akan cenderung menekan nilai tukar rupiah.

  • Inflasi Indonesia

Inflasi yang tinggi akan membuat Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan. Hal ini akan meningkatkan biaya pinjaman dan dapat mendorong investor untuk melepas aset di Indonesia, sehingga nilai tukar rupiah akan melemah.

  • Ekspor dan impor Indonesia

Ekspor yang kuat akan meningkatkan aliran devisa ke Indonesia, sehingga nilai tukar rupiah akan menguat. Sebaliknya, impor yang tinggi akan meningkatkan kebutuhan devisa, sehingga nilai tukar rupiah akan melemah.

0 Komentar