Sepucuk Surat Cinta untuk Kang Emil

Sepucuk Surat Cinta untuk Kang Emil (foto: Yudi Septawardana)
Sepucuk Surat Cinta untuk Kang Emil (foto: Yudi Septawardana)
0 Komentar

SEPUCUKS SURAT CINTA UNTUK KANG EMIL

DARI RANAH MINANG

Oleh:

YUDI SEPTAWARDANA, M.A

(Pengurus DPD AGPAII Kab. Pesisir Selatan dan Wisatawan Religi Padang – Bandung, Juli 2023)

          Sungguh diluar perkiraan saya sebagai manusia biasa. Berawal dari peristiwa ba’da subuh berjamaah. Ketua pengurus masjid memanggil bendahara agar mentransfer uang ke tukang kubah. Karena beliau akan pergi ke Bandung bersama isteri tercinta. Saya penasaran dan bertanya; ada acara apa ke Bandung Pak? Beliau menjawab, “acara wisata religi bersama jamaah Umrah pimpinan Pak Mali Cendera”. Saya tergoda dan balik bertanya. Kalau saya yang belum ibadah Umrah boleh ikut kesana? Dengan wajah semringah beliau menjawab, “saya kira tak ada masalah”.

Pagi itu saya bersama teman sepulang melihat sapi kurban di rumah toke (pedagang sapi) yang tak jauh dari rumah. Kami mampir di warung sate di Koto Raya. Setelah makan sate, saya telepon Pak Mali Cendera, boleh ikut wisata ke Bandung bersama jamaah Umrah pak? Beliau balik menjawab dengan cepat, “boleh”. Tapi saya belum pergi Umrah. Jawab beliau, “aah nggak apa-apa, juga ada yang belum Umrah ikut kesana”.

Baca Juga:Wagub Uu Ruzhanul Dampingi Wapres Resmikan Masjid Syarief AbdurachmanTren Investasi di Kawasan Arumanis Jabar Selatan Meningkat

Keesokan harinya sekitar pukul 07.30 pagi yang cerah. Setelah melunasi biaya yang pada Pak Mali Cendera, bus pariwisata yang ditunggu-tunggu, akhirnya tiba jua. Kami berangkat sekeluarga menuju Kota Bandung tujuan tempat wisata.

Perjalanan begitu panjang. Di hari ketiga pada tanggal 4 Juli 2023, kami menginjakkan kaki di Kota Bandung yang sangat mempesona. Anginnya sepoi-sepoi menusuk jiwa raga. Kota Bandung kota bersejarah. Sejarah Bandung Lautan Api kembali hadir di dalam jiwa. Walau pernah kena noda “Bandung Lautan Asmara (BLA)” yang pernah menggemparkan bumi Nusantara. Kota Bandung yang hakiki tidak akan hilang, dan luntur oleh ulah para pelaku dan penikmat dosa.

Di sepanjang jalan kami merasa disapa oleh Bapak Gubernur melalui baliho yang terpajang kokoh dimana-dimana. Bapak Gubernur biasa dipanggil Kang Emil oleh warga. Beliau tak kenal dengan saya. Tapi saya kenal beliau. Karena beliau orang luar biasa yang namanya dikenal dunia. Saya sering bertemu beliau walau hanya via televisi di rumah.

0 Komentar