Serangan Covid-19 dan Problematika Pembelajaran Daring

Serangan Covid-19 dan Problematika Pembelajaran Daring
0 Komentar

Oleh: Dony Purnomo, S.Pd
Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro Wonogiri

Kasus Covid-19 di Indonesia memberikan guncangan diberbagai bidang kehidupan salah satunya bagi bidang pendidikan. Peningkatan kejadian kasus Covid-19 di berbagai daerah mendorong para kepala daerah memutuskan untuk meliburkan kegiatan pembelajaran mulai jenjang PAUD hingga jenjang sekolah menengah atas sederajat.

Keputusan yang begitu cepat ini memberikan berbagai dampak, mulai dari ketidaksiapan sekolah dalam menyediakan program daring hingga ketidakpahaman peserta didik karena kurangnya sosialisasi.

Hal itu merupakan wajar terjadi karena keputusan yang mendadak dan sosialisasi hanya dilakukan secara parsial melalui media jejaring sosial dan media online sehingga banyak yang menafsirkan tidak seperti yang diharapkan pemerintah.

Baca Juga:Rem Blong, Dua Orang Tewas Terseret TrukObjek Wisata Sariater Resmi Ditutup

Sebagai contoh beberapa waktu lalu pantai Anyer dan Carita justru ramai pengunjung saat sekolah diliburkan. Para orangtua dan anak menganggap bahwa libur itu selayaknya libur sekolah biasanya sehingga mereka memanfaatkan untuk berwisata.

Sedangkan harapan pemerintah meliburkan sekolah agar penyebaran virus Covid-19 tidak menular melalui jalur sekolah.

Permasalahan lain yang muncul saat diselenggarakan program daring adalah keluhan anak karena banyaknya tugas yang harus mereka kerjakan sesuai dengan program daring yang dilakukan oleh para guru.

Ada beberapa hal yang menimbulkan peserta didik merasa jenuh dengan pemberlakukan daring untuk pembelajaran:

Pertama, Takaran tugas yang kurang pas. Takaran tugas merupakan hal yang penting diperhatikan oleh sekolah dan guru.

Takaran tugas ini menyesuaikan dengan kemampuan dan waktu jam pembelajaran yang biasa dilakukan oleh peserta didik dalam jam pembelajaran klasikal.

Sistem daring mestinya berbeda dengan sistem tatap muka. Pada sistem tatap muka guru dapat memberikan materi secara langsung tanpa kendala jarak.

Sedangkan pada sistem daring banyak kendala yang menyertainya misal pada keterjangakuan sinyal dan pada kemampuan alat yang digunakan oleh peserta didik.

Baca Juga:Masjid Agung Subang Tetap Gelar Salat Jumat, Ini Yang Harus Dilakukan JamaahHewan Peliharaan Tak Menularkan Covid-19 ke Manusia

Kedua, Peserta didik tidak disiplin. Pembelajaran daring mestinya memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar.

Hal itu berbeda dengan saat pembelajaran tatap muka yang diawasi dan didampingi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.

0 Komentar