Toleransi Hakiki Hanya Ada dalam Islam

Toleransi Hakiki Hanya Ada dalam Islam
0 Komentar

Hegemoni demokrasi Barat yang sudah telanjur diadopsi negeri ini, telah berhasil menjerat kaum muslim pada pemahaman yang salah kaprah. Islam ditempatkan sebagai objek penilaian yang kadang tidak proporsional. Akibatnya, ketika Islam dan perilaku kaum muslim tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi Barat, akan dilabeli fundamentalis dan radikal. Pemahaman Islam yang sejalan dengan nilai-nilai Barat seperti kebebasan dan HAM akan dianggap sebagai Islam moderat.

Padahal, Islam adalah agama toleran dalam arti menghargai keragaman suku, agama, dan bahasa. Toleransi dalam Islam dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Mumtahanah ayat 8-9. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, yang artinya:

“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang yang zalim.”

Baca Juga:Kekayaan Pejabat Meningkat, Bagaimana Dengan Rakyat ?Dua Wajah Bikin Resah

Jejak peradaban Islam tentang perlakuan adil Khilafah terhadap nonmuslim bukan sekadar konsep, tetapi benar-benar diaplikasikan. Bukan juga berdasar pada tuntutan toleransi ala Barat, melainkan karena menjalankan syariat Islam. Orientalis dan sejarawan Kristen, T.W. Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam: A History of Propagation of The Muslim Faith, menulis, “Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyak dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa, toleransi keagamaan diberikan kepada mereka. Perlindungan jiwa dan harta yang mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen.”

Arnold kemudian menjelaskan, “Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Ottoman, selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani, telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa. Kaum Protestan Silecia pun sangat menghormati pemerintah Turki dan bersedia membayar kemerdekaan mereka dengan tunduk pada hukum Islam. Kaum Cossack yang merupakan penganut kepercayaan kuno dan selalu ditindas Gereja Rusia, menghirup suasana toleransi dengan kaum Kristen di bawah pemerintahan Sultan.”

0 Komentar