UMKM Pemberdayaan Perempuan Sebagai Tulang Punggung Perekonomian

UMKM Pemberdayaan Perempuan Sebagai Tulang Punggung Perekonomian
0 Komentar

Namun faktanya, mayoritas perempuan memiliki keterbatasan modal dan juga adanya tanggung jawab ganda. International Finance Corporation (IFC) menemukan “kurangnya kepemilikan properti, pengalaman bisnis, keterbatasan mobilitas, dan ketergantungan yang lebih besar pada suami dan keluarga” menjadi penghambat pertumbuhan dan perkembangan dari UMKM milik perempuan (idn times.com)

Sementara Chief Operating Officer PT Katadata Indonesia Ade Wahyudi menyampaikan, perempuan pelaku UMKM menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses pengembangan keterampilan, pengembangan produk, manajemen keuangan, tata kelola perusahaan, dan pemasaran.

Sehingga dapat di ketahui mengapa Indonesia mengusulkan untuk memperkuat UMKM dan meningkatkan kemampuan perempuan dalam bidang STEM, terlebih dalam era Revolusi Industri 4.0 ini.

Baca Juga:Mensos Instruksikan UPT di Seluruh Indonesia Monitor Potensi Atlet Paralimpik dan Berikan Dukungan PembinaanMensos Instruksikan UPT di Seluruh Indonesia Monitor Potensi Atlet Paralimpik dan Berikan Dukungan Pembinaan

Peningkatan peran perempuan di Indonesia begitu di perhatikan sehingga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, seperti Google, Facebook dan Investing in Womens -sebuah inisiatif Pemerintah Australia yang mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan di Asia Tenggara.

Sehingga mendapat bantuan dunia global yang akan meningkatnya jumlah UMKM yang dikelola oleh perempuan di Indonesia.

Mereka meyakini bahwa peningkatan peran perempuan dalam bidang ekonomi tidak saja akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara, namun juga dunia. Hal itu seolah menjadi jawaban apa yang dicuitkan oleh UN Women Asia Pacific tanggal 20 April 2019 lalu.(republika.co.id)

Akun @unwomenasia menuliskan, “When women are empowered and earn an income, they invest back into their families and communities. This is good for families, communities and economies.” [Terjemahan: Ketika para perempuan diberdayakan dan mendapatkan penghasilan, mereka berinvestasi kembali ke keluarga dan komunitas mereka. Ini bagus untuk keluarga, komunitas, dan ekonomi.

Cuitan itu ibarat membuktikan hasil laporan McKinsey Global Institute (MGI) yang dipublikasikan September 2015. Laporan itu menyebutkan bahwa dalam skenario potensi penuh perempuan, yaitu perempuan memainkan peran yang identik dalam pasar tenaga kerja dengan laki-laki, maka PDB tahunan global pada 2025 dapat bertambah sebanyak $28 triliun, atau 26 persen.(mckinsey. com)

Inilah pemahaman ala Barat atas pemberdayaan ekonomi perempuan, yang hanya dilandaskan pada aspek ekonomi semata. Kapitalisme menjadikan perempuan sebagai tulang punggung perekonomian dan mengabaikan perannya sebagai ibu generasi.

0 Komentar