Ciater Spa Resort, Air Panas Penyembuh Penyakit Berhenti Beroperasi

Ciater Spa Resort, Air Panas Penyembuh Penyakit Berhenti Beroperasi
MASIH TERAWAT: Keadaan Ciatar SPA Resort. Meski sudah tidak beroperasi, beberapa fasilitas tetap terawat, hanya dibagian taman-taman saja yang nampak tidak terawat dengan rumput-rumput yang setengah mengering, juga bunga-bunga yang layu. INDRAWAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Sejak 1989, Dari Yugoslavia hingga Sarana Penunjang

Ciater Spa Resort dikabarkan telah berhenti beroprasi sejak Mei lalu, setelah melalui masa kejayaannya sejak 1989 lalu. Sekitar 200 karyawan diberhentikan. Bangunan mewah seperti berbagai kamar hotel, bungalow, juga sarana spa baik pengobatan atau kecantikan, tidak lagi digunakan. Bagaimana sejarahnya Ciater Spa Resort bisa tumbuh dan berkembang, hingga kemudian berhenti beroperasi?
—————————-

Pasundan Ekspres menemui salah satu mantan marketing dari Ciater Spa Resort, Tutik Endah, yang sedikitnya mengetahui awal mula sejarah Spa tersebut dibangun. Tutik menjelaskan, Ciater Spa Resort adalah sebuah nama badan hukum, berbentuk perseroan (PT) yang didirikan oleh Ny. Erwina Soewarma dan Ny Yutami Avianti dengan akta notaris Koswara, pada tanggal 27 Februari 1989.

“Selama saya di sana, saya mengetahui setidaknya latar belakang didirikannya perusahaan itu, karena ingin mengetahui lebih banyak lagi khasiat dan manfaat air panas. Konon menurut sejarah hikayat, air panas di sana dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit dan penyakit lainnya, apabila orang berendam dengan air panas yang mengalir langsung dari kawah Gunung Tangkuban Perahu,” jelasnya.

Baca Juga:Mengulas Sejarah dan Potensi Curug Ciangin Desa Cibeusi Kecamatan CiaterCapai 48%, Ini Progres Access Road Patimban

Dia menambahkan cerita, saat Bapak H Soewarma dan Ibu Erwina Soewarma berlibur ke Yugoslavia, ternyata di Kota Kanjiza terdapat taman rekreasi yang mempunyai sumber air panas alam, yang sama dengan Ciater. Di taman rekreasi tersebut, air panasnya selain dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata juga dipakai untuk mengobati penyakit.

“Dari hal tersebut Bapak H Soewarma merasa tertarik, kemudian mendatangi tenaga ahli dari pusat rehabilitasi di sana. Dalam pertemuan tersebut diadakanlah pembicaraan khusus mengenai air panas alam, dan dibicarakan kemungkinan, apakah sumber air panas yang di Ciater memiliki kandungan yang serupa dengan air panas di taman rekreasi Kanjiza,” kata Tutik.

Akhirnya, Tutik melanjutka, diundanglah tenaga ahli dari kota Kanjiza untuk meneliti lebih lanjut kandungan air panas di Desa Ciater. Setelah dilakukan penelitian berulang ulang, baik kadar yang terkandung di dalam air tersebut maupun PH keasamannya. Dapat disimpulkan, air panas di Ciater lebih baik dari pada air panas di taman rekreasi Kanjiza, bahkan kandungan besi dari air panas Ciater kaya mineral, bahkan terbesar di dunia.

0 Komentar