Harga Beras di Subang Masih Mahal, Pedagang di Pasar Inpres Hanya Ambil Untung Sedikit

Harga Beras di Subang Masih Mahal, Pedagang di Pasar Inpres Hanya Ambil Untung Sedikit
PENJUALAN: Salah satu karyawan Kios Beras DS Pasar Inpres Gumeral (kanan) saat melayani konsumen yang tengah membeli beras. CINDY DESITA PUTRI/PASUNDAN EKSPRES 
0 Komentar

SUBANG-Harga beras yang dijual di Pasar Inpres, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang terus mengalami kenaikan. Berdasarkan informasi dari pedagang, kenaikan harga sudah dari tingkat pemasok.

Menurut salah satu karyawan kios beras DS Pasar Inpres Pamanukan, Gumelar menyebut, saat ini harga beras menyentuh angka Rp13.000 per kilogram. Menurutnya harga beras naik secara bertahap.

“Untuk harga 1 kilogramnya itu Rp12.000 sampai Rp13.000. Kalau yang Rp12.000 itu beras medium dan yang Rp13.000 itu beras premium,” terangnya kepada Pasundan Ekspres, Kamis (12/10).

Baca Juga:Tak Bisa Masuk karena Sistem Zonasi, Rifa Aditya Siswa Subang Asal Indramayu Masuk SMPN 3 lewat Jalur PrestasiDaya Beli Masyarakat Rendah, Pedagang di Pasar Induk Terminal Subang Berkurang

Sementara harga beras mencapai Rp305.000 sampai Rp325.000 untuk per 25 kilogram atau per karung. Meski demikian, Gumelar mengaku penjualan berasnya masih normal rata-rata dua ton per hari.

“Cuma ya pembeli pada ngeluh, yang biasa beli tiga sampai empat karung sekarang pembeliannya menurun jadi satu karung. Katanya semua serba mahal,” jelasnya.

Ia mengatakan, dari penjualan tersebut, pihaknya hanya mengambil keuntungan sedikit dari penjualan beras. Karena Gumelar dan pemilik kios pun tetap harus memikirkan pembeli.

Gumelar menilai, kenaikan harga beras saat ini dipengaruhi mahalnya harga gabah di tingkat petani. Hal itu imbas dari menurunnya tingkat produksi yang dialami sejumlah petani akibat dampak kekeringan pada musim kemarau ini.

“Kemungkinan faktor penyebab naiknya itu banyak yang gagal tanam atau gagal panen gara-gara kekeringan. Stok juga jadi berkurang,” ungkapnya.

Dia berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga beras di pasaran. Mengingat, beras merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

“Kasihan juga masyarakat menengah ke bawah kesusahan,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu pemilik usaha warung makan, Tati (61) mengaku, kesulitan dengan naiknya harga beras ini ia harus mengurangi porsi nasi ke konsumen.

Baca Juga:Bulog Cabang Kabupaten Subang – Purwakarta Klaim Penyaluran Bantuan Pangan SelesaiKomisi III DPRD Karawang Minta PT Pupuk Kujang Ikut Tangani Kekeringan Lahan Pertanian

“Ini karena beras naik ya jadi kesulitan, kebetulan saya kan usaha warung nasi kecil-kecilan, jadi nasi yang saya siapkan buat pembeli ya dikurangi,” kata Tati Kepada Pasundan Ekspres.
Tati berharap, pemerintah dapat mengendalikan harga beras, sebab pedagang kecil sepertinya sangat terdampak dan akan kesulitan dalam mencari nafkah.

“Beras kalau bisa normal lagi (harganya), namanya pedagang kecil kayak saya, usaha warung nasi kalau bahan pokok naik kan jadi susah. Apalagi, saya juga harus akal-akalan biar stok beras untuk di warung nasi  ada terus,” pungkasnya.(cdp/ysp) 

0 Komentar