ISTIQAMAH DALAM KETAQWAAN

ISTIQAMAH DALAM KETAQWAAN
0 Komentar

Oleh

1. Prof. DR. Aris Poniman Kertopermono (Dosen Pasca Sarjana Ilmu Geografi FMIPA Universitas Indonesia dan Prodi Pasca Sarjana Teknologi Penginderaan Jauh Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan Universitas Pertahanan)

2.Drs. Priyono, MSi (Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Tombo ati iku limo perkarane

Kaping pisan moco Qur’an sak maknane

Kaping pindo sholat wengi lakonono

Kaping telu wong kang shaleh kumpulono

Kaping papat, kudu weteng ingkang luwe

Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe

Salah sawijining sopo biso nglakoni

Mugi mugi Gusti Allah nyembadani

Potongan lagu religi yang dinyanyikan oleh Opick tersebut mengingatkan kepada kita perlunya menjalin hubungan baik dengan sang pencipta dan yang diciptakan, kemudian menjaga keistiqamahan. Salah satu bukti kesusksesan ibadah puasa kita di bulan ramadhan adalah tetap menjaga istiqamah pada bulan berikutnya. “ Sesungguhnya tanda diterimanya kebaikan adalah kebaikan berikutnya”

Bulan ramadhan 1444 H telah berlalu, banyak investasi ibadah bahkan ibadah unggulan yang telah kita lakukan karena memang kesempatan emas telah kita dapatkan dan kita menginjak bulan Syawal sebagai bulan peningkatan ibadah dengan berbagai pernik perbedaan, akan tetapi tidak mengurangi makna yang terkandung dalam ibadah. Kata pak K.H. Hasyim Musyadi, mantan ketua PB NU (almarhum) dalam video yang beredar di medsos, menyikapi perbedaan waktu hari raya, bahwa yang berbeda itu hanya tanggalnya bukan hari rayanya, sambil tertawa dihadapan jamaah pengajian dan diamini oleh Pengasuh Pondok Pesantren. Ya perbedaan itu , lanjut beliau karena berbeda cara menghitung dan metodenya. Kelompok satu harus dua derajat di atas ufuk dan dengan melihat, sedangkan yang lain kurang dari dua derajat sudah bulan baru dan dengan metode hisab atau hitung. Kita harus mengakui bahwa perbedaan itu terbuka dan umat harus tahu itu.

Baca Juga:Dispensasi Belajar dan Pembentukan Manusia SeutuhnyaMenumbuhkan Kesadaran Peduli Lingkungan pada Generasi Milenial

Perbedaan itu untuk yang kesekian kalinya terulang lagi, termasuk tahun ini 1444 H. Pemerintah melaksanakan sholat idul fitri hari Sabtu tgl 22 april 2023 dan yang lain sehari sebelumnya, Jum’at tanggal 21 April 2023, meskipun 1 Ramadhan bisa bersamaan. Menyikapi perbedaan tersebut harusnya Pemerintah bijaksana dalam mengambil sikap dan umat harus diberikan pendidikan tentang perbedaan itu sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan dan keputusan keagamaan itu memang sebuah wilayah ijtihad yang memang bisa diperdebatkan. Jadi yang berbeda itu kemudian jangan diartikan tidak mengikuti Ulil Amri (Pemerintah). Bahkan kita dapat saling belajar, dengan pengalaman bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun, selama ini. Umat dan komunitas yang bhineka tunggal ika juga sudah terbiasa dengan perbedaan adalah hikmah dan berkah dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang terhadap Bangsa Indonesia. Lebih dari itu, kita harus lebih baik, berfikir positif, lebih bijak, namun tetap waspada. Umat harus mendapat pencerahan, katakan melalui komunitas masjid tentang pentingnya pemahaman spiritual dan ilmu pengetahuan agar logika berfikirnya bisa seimbang dan daya penalarannya meningkat, tidak sekedar beda tapi tahu arti perbedaan dan kenapa berbeda bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan dan sangat terbuka.

0 Komentar