Kekayaan Pejabat Meroket,  Saat Rakyat Makin Sekarat

Kekayaan Pejabat Meroket,  Saat Rakyat Makin Sekarat
0 Komentar

para pejabat sekarang terus memperkaya dirinya sendiri baik dengan jabatanya atau juga makin memuluskan bisnis-bisnis  mereka agar terus berkermbang,   karena jabatan mereka sebagai daya dukung bisnis mereka.

Sehingga jelas nyata sistem sekuler kapitalistik  yang tidak mampu mewujudkan rasa keadilan, minim empati pada rakyat,sudah nyata gagal dalam mensejahtrerakan rakyatnya.

Berbeda dengan sistem Islam karena landasan adalah akidah yang kuat.  Mulai dari tata politiknya Sampai para pejabat publik serta orang-orang yang terpilih, mereka  senantiasa bersungguh-sungguh dalam meriayah atau mengurus rakyatnya.

Baca Juga:Sebagian Wilayah Subang Gelap Gulita Akibat Pemadaman Listrik, Ternyata Ini PenyebabnyaAskab Karawang Dukung RHD Nyalon Ketua Asprov Jabar

Maka  akan  Kita dapati para khalifah seperti Umar bin khathab, saat terkena pandemi beliau tidak makan daging dan minyak samin dan menghitam  kulitnya  karena merasakan kesulitan hidup rakyatnya.

Dan khalifah Umar Bin Khathab akan melakukan audit kekayaan para pejabat ketika setelah berkuasa bertambah kekayaanya, apabila ditemukan kekayaan yang meragukan maka khalifah Umar tak segan menyita harta tersebut dan dimasukan ke kas negara (baitul mal).

Begitu juga Khalifah Umar Bin Abdul Azis ketika awal menjabat menjadi khalifah hartanya sejumlah 400ribu dinar tetapi setelah berkuasa  beberapa tahun kekayaannya kalau diaudit sekitar 400dinar saja, ini artinya ketika berkuasa tidak bertambah kekayaanya bahkan makin berkurang. Dan tidak akan terjadi kesenjangan antara si kaya dan si miskin , antara sang penguasa dan rakyat.

Begitupun bisnis-bisnisnya tidak lagi bisa dilakukkan, karena para pemimpin dalam Islam telah mewaqafkan seluruh waktunya untuk mengurus rakyatnya baik siang ataupun malam baik pemikiran, tenaga, bahkan kekayaanya untuk memenuhi rakyat. Dan tidak pernah berfikir untuk memperkaya dirinya, karena menyadari bahwa jabatan adalah sesuatu yang menjadi sesalan di akhirat kelak.

“Allah SWT maha tahu bahwa manusia sangat menginginkan kekuasan, dan kalian akan berlomba-lomba untuk mendapatkanya. tetapi kalian harus ingat bahwa kekuasan adalah sesalan kelak kalau tidak melaksanakan sesuai dengan syariah Islam”.  

‘’Dan sebaik- baik yang memegang kekuasaan seperti  seorang ibu yang menyusui  bayinya, dia akan memastikan bayinya  terpenuhi  seluruh kebutuhanya, memberikan yang terbaik bagi bayinya, bukan memperkaya dirinya sendiri  dan seburuk-buruk kekuasaan, kalau orang yang mendudukinya seperti  seorang ibu  penyapih anaknya, sementara anaknya masih membutuhkannya”.( H.R Bukhari).

0 Komentar