Kurikulum Industri Membajak Potensi Intelektual

Kurikulum Industri Membajak Potensi Intelektual
0 Komentar

Kurikulum pendidikan dalam Islam mewajibkan berlandasan pada akidah Islam. Para pelaksana pendidikan semuaya menjalankannya dengan dorongan keimanan, yakni menunaikannya dalam rangka menunaikan kewajiban menuntut ilmu. Negara dalam menetapkan kurikulum pendidikan disusun berdasarkan tujuan pendidikan. Yakni menyusun setiap materi yang komplit dan berbobot sesuai dengan jenjang usia, menyeimbangkan materi tsaqafah Islam dengan ilmu-ilmu terapan dan kecakapan.
Sejatinya, keberhasilan kurikulum pendidikan berbasis akidah Islam mampu melahirkan para intelektual tangguh sebagai agen perubahan. Merekalah pemegang kunci kebangkitan. Para intelektual inilah yang harus menggunakan fungsinya dengan baik.

Pemikiran dan perasaan yang mereka miliki direalisasikan hanya untuk membela kepentingan umat dan negerinya bukan mengincar jabatan demi urusan pribadinya. Namun benar-benar mengabdikan dirinya dengan pengorbanan dan siap berjuang untuk menancapkan pengaruhnya di masyarakat yakni membela kebenaran. Perjuangan yang mereka tempuh dil

akukan terus menerus, bukan hanya sesaat apalagi hanya sebatas emosional.
Demikianlah peran intelektual harus diarahkan sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Yaitu, membangkitkan umat dengan mengajak umat agar mau melakukan perjuangannya menuju perubahan hakiki. Bukan diarahkan kepada kurikulum industri yang jelas membahayakan potensinya. Karena mereka akan terlena dalam lumpur sekularisasi yang mematikan peran dan potensinya.

Baca Juga:Manfaat Makan Pisang Sebelum TidurAkui Menyesal Ada Perceraian, Krisdayanti: Banyak Introspeksi

Semua itu, baik potensi, peran, lahirnya para intelektual tangguh sebagai pemegang kunci perubahan, hanya terlahir dan akan selalu ada dalam sistem aturan Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah. Hanya Khilafahlah yang menjadi sistem pemerintahan Islam dan yang mampu menerapkan semua tata aturan yang berlandaskan Islam saja serta sebagai penjaga pemikiran dan perasaan umat agar tetap dalam koridor Islam.

Wallahu a’lam bishshawab.

Laman:

1 2 3
0 Komentar