Merindukan Kampusku yang Cantik

Opini
Opini
0 Komentar

Hal lain yang paling terlihat adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Sering terlihat orang membuang sampah melalui jendela mobil di jalan, warga yang membuang sampah di taman kota dan tempat umum lainnya, membuang sampah ke sungai dan saluran air, meludah sembarangan hingga buang air kecil tanpa disiram hingga bersih.  Kesadaran masyarakat masih sangat kurang baik dari lapisan atas maupun lapisan bawah, bahkan dari kalangan yang berpendidikan seperti di kalangan kampus sekalipun. Menyitir pidato Prof.DR.Dr.Syamsul Hadi almarhum, mantan Rektor UNS dan sekarang Pengurus DIKTI Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, beliau menceritakan beberapa waktu yang lalu ketika belajar pada rumah sakit, dia katakana jangan belajar pada rumah sakit islam karena tidak bisa menjadi contoh termasuk belajar dalam kebersihan. Beliaupun belajar pada rumah sakit Panti Rapih dan Bethesda yang  sudah terkenal reputasinya. Tapi beliau melanjutkan pidatonya, tapi sekarang jaman sudah berubah, rumah sakit Islam sudah bagus bagus bisa jadi contoh. Apa artinya kultur bisa dibangun dan dirubah, yang semula tidak baik bias jadi baik.

Kampusku yang cantik tentu menjadi sebuah kerinduan semua warga kampus. Kampus yang cantik di sini bermakna lingkungan kampus yang bersih, asri dan indah sehingga nyaman untuk belajar. Apalagi Kampus yang berbasis islami sebagai  seharusnya mewujudkan menjadi kampus terbersih sebagaimana tuntunan islam yang sangat mencintai kebersihan.

Namun sayangnya kebersihan kampus kita masih jauh dari ideal.  Salah satu contoh yang bisa kita jumpai adalah kebersihan di beberapa  ruangan kantor Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang merupakan cerminan aktivis penghuninya. Lantainya yang berdebu dan kotor, sampah berserakan, barang–barang diletakkan tidak pada tempatnya, sepatu dan sandal berhamburan tidak teratur di depan pintu, bahkan kadang dijumpai barang-barang pribadi milik mahasiswa seperti celana dan kaos berserakan di ruangan tersebut. Kondisi seperti ini tentu tidak sedap dipandang mata. Wajar jika timbul pertanyaan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Pertanyaan ini tentu saja bukan ditujukan pada pihak cleaning service kampus, melainkan kepada  para penggunanya (mahasiswa). Dimana kepedulian dan tanggung jawab pengguna ruangan tersebut terhadap kebersihan?

0 Komentar