Nasib Benny

Nasib Benny
0 Komentar

Untuk itu pembeli bisa saja diberi bunga 12 persen setahun. Sebelum tanahnya diserahterimakan. Selama uang mereka disimpan di situ.

Bisa jadi pemilik uang sendiri tidak berharap memperoleh tanah itu sungguh-sungguh. Sepanjang bunga tingginya terus dibayar.

Saat harga tanah sudah menjadi mahal Benny bisa membayar kembali uang mereka. Atau terus membayar bunga. Agar uangnya bisa dipakai yang lain lagi.

Baca Juga:Polisi Robohkan Rumah WargaKorban Banjir Dapat Pengobatan Gratis

Memang bisa saja kelihatannya orang menabung uang ke Benny. Tapi disertai dokumen transaksi jual beli tanah –sebagai jaga-jaga kalau dianggap melanggar.

Benny memang punya banyak tanah. Bisnisnya memang di bidang bank tanah. Ia beli tanah. Ia jual tanah.

Orang Solo akan menyebut orang seperti Benny sebagai pengusaha lemah –lemahe akeh tenan.

Kini Benny punya sekitar 6.500 ha tanah. Betapa kayanya. Pun ia masih perlu banyak uang untuk terus membeli tanah. Kadang ia ‘sulit uang’ kalau jualan tanahnya lagi sepi.

Seperti empat tahun terakhir ini.

Benny sudah main tanah sejak muda. Sejak masih di Solo.

Awalnya karena ia jengkel: setiap Batik Keris mau memperluas pabrik harga tanah di sebelahnya sudah naik.

Maka Benny muda memutuskan agar Batik Keris sekalian saja beli tanah yang luas. Kapan pun mau memperluas pabrik tidak jengkel lagi.

Ternyata perkembangan Batik Keris tidak terus memerlukan perluasan pabrik. Ternyata jualan rumah lebih cepat mendapat uang –daripada jualan batik.

Baca Juga:Over Kapasitas, Lapas Subang Perketat PenjagaanSempat Viral, TKW Diduga Disiksa

Maka tanahnya yang ‘itu’ dijadikan real estate. Di Solo Baru. Itulah real estate pertama yang modern di Solo. Di selatan kota Solo. Sudah masuk wilayah kabupaten. Kabupaten apa ya? Sukoharjo?

Dari situ Benny lebih tertarik ke tanah daripada batik.

Ups… Juga tetap tertarik main saham.

Meski begitu Benny tidak rela digelari tukang goreng saham. Beberapa kali ia menepis gelar itu. Tapi itulah gelar yang sudah amat terkenal di lingkungan bursa saham.

“Saya ini lebih tepat dikatakan suka membawa perusahaan ke pasar modal,” katanya pada media.

Memang banyak sekali perusahaan Benny yang sudah melantai di pasar modal.

0 Komentar