Perjalanan Uang di Indonesia: Dari Emas dan Perak hingga Uang Elektronik

Perjalanan Uang di Indonesia
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES- Perjalanan Uang di Indonesia – Uang, sebagai alat transaksi untuk membeli barang dan membayar jasa, telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beragam jenisnya. Mulai dari koin dan kertas hingga uang elektronik, keberadaan uang menjadi kebutuhan penting manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Perjalanan Uang di Indonesia: Dari Emas dan Perak hingga Uang Elektronik

Di masa lalu, Indonesia tidak menggunakan uang secara langsung, melainkan mengandalkan emas dan perak.

Pada masa kerajaan sekitar abad ke-9, transaksi jual beli sudah umum dilakukan dengan menggunakan emas dan perak. Dinasti Syailendra (Kerajaan Mataram) pada masa itu memproduksi koin pertama yang berlangsung dari abad ke-9 hingga ke-12.

Baca Juga:Kode DANA ke BCA Melalui M-Banking atau ATM Beragam Fitur Langganan GratisDaftar Harga Koin Nederlandsch Indie 1945: Sejarah dan Nilainya yang Berharga

Selain itu, masyarakat juga menggunakan manik-manik sebagai alat tukar yang diproduksi oleh Kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Manik-manik ini kemudian menyebar ke seluruh penjuru Indonesia.

Perjalanan Uang di Indonesia Pada Era Kerajaan

  • Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Majapahit menggunakan koin tembaga sebagai alat tukar.
  • Kerajaan Jenggala juga mengeluarkan pecahan mata uang dari perak bernilai 1 dan 1/2.
  • Salah satu mata uang yang terkenal adalah Krishnala yang diperkirakan beredar antara tahun 896 hingga 1158 Masehi.
  • Mata uang ini memiliki ukiran bentuk huruf kuno Nagani yang digunakan di India saat itu.
  • Kerajaan Samudera Pasai juga mengeluarkan mata uang emas, sedangkan Kerajaan Majapahit dikenal dengan mata uang gobog yang terbuat dari tembaga.
  • Ratu Bulawambona dari Kerajaan Buton juga mengeluarkan uang dari kain yang disebut Kampua.

Perjalanan Uang di Indonesia Pada Era Belanda

  • Ketika bangsa Eropa datang ke Indonesia pada sekitar tahun 1600-an untuk mencari rempah-rempah, berbagai kerajaan di Nusantara sudah memiliki mata uang sendiri, dan mata uang asing bernama picis dari Tiongkok juga beredar.
  • Pada tahun 1602, maskapai dagang Belanda bernama VOC didirikan, yang membuat perdagangan di Nusantara berkembang pesat.
  • Untuk menunjang kegiatan perdagangan, didirikan Bank van Courant yang memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan jaminan emas, perak, perhiasan, dan barang berharga lainnya.
  • Pada tahun 1752, Bank van Courant disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening dan mulai mengeluarkan uang kertas.
  • Setelah VOC bangkrut, Republik Batavia mengeluarkan mata uangnya sendiri dan mencetak koin gulden perak pada tahun 1802.
  • Pada tahun 1828, didirikan De Javasche Bank menggantikan De Bank van Courant en Bank van Leening yang telah tutup karena krisis keuangan pada tahun 1818.
0 Komentar