Puluhan Tahun Mengabdi, Jajang Disebut Bapak Para Narapidana di Lapas Subang

Lapas Subang
AKRAB: Jajang Suhendar (Baju pangsi hitam) yang sering disebut bapak para narapidana bersama warga binaan. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG – Lembaga pemasyarakatan atau Lapas merupakan tempat hukuman bagi para pelaku tindak kejahatan. Terdapat ratusan Narapidana dan tahanan yang menghuni bangunan, dinilai seram oleh masyarakat.

Ruangan sel ukuran 2×15 meter yang idealnya di isi oleh 3-5 napi, saat ini diisi oleh 15-20 napi, karena keterbatasan jumlah sel dan banyaknya jumlah para narapidana dan tahanan mencapai 702 orang.

Narapidana pun diberikan kebebasan untuk berolah raga, melatih bakat seninya, ataupun pengetahuan tentang beternak dan bercocok tanam.

Baca Juga:Adu Target Raihan Kursi DPRD Subang, PKS 14, PDIP 16 dan NasDem 14 KursiDinilai Sudah Tak Demokratis, Ahmad Rizal Tinggalkan Partai Demokrat

Kesan seram di Lembaga Pemasyarakatan tersebut seperti tidak ada, lantaran narapidana tidak seharian di sel, karena mengerjakan aktivitas-aktivitas masing-masing.

Salah satu pengayom dan pembimbing para narapidana adalah Jajang Suhendar (56). Pria asal Tasik yang bertugas di Lapas Subang sebagai staf bimbingan kerja narapidana tersebut mengaku sudah 31 tahun Bertugas di Lapas Subang.

“Saya sudah 31 tahun bertugas di sini,” ucapnya.

Awal masuk ke institusi pemasyarakatan pada tahun 1992. Ia ditempatkan di Bidang Pengamanan dengan tugas harus mengontrol dan mencegah Narapidana, untuk melakukan tindakan yang dilarang.

Seperti perkelahian, menyembunyikan ponsel dan lainnya.

“Saya masih ingat pernah melerai narapidana yang bertikai. Ada yang pakai sikat gigi yang dimodifikasi menjadi benda tajam, ada juga yang pakai sendok lalu di runcingkan,” katanya.

Setelah dilerai, bukannya mereda, narapidana tersebut malah memanggil kawan-kawannya, sehingga hampir terjadi tawuran antar narapidana.

Beruntung ia dianggap sebagai sosok pembimbing yang baik, sehingga narapidana tersebut membatalkan aksi tawurannya.

“Alhamdulillah, saya panggil dua narapidana yang bertikai tersebut. Saya tanya kenapa bisa terjadi, ternyata salah satu narapidana dicerai oleh istrinya setelah tiga bulan masuk ke sini. Kemudian diledek oleh narapidana lain, sehingga terjadi perkelahian itu,” jelasnya.

Baca Juga:Dua Sejoli di Karawang Kompak Curi Sepeda MotorDirut PLN Spontan Datangi Pos Siaga Kelistrikan KTT ASEAN

Setelah di Bidang Pengamanan Lapas , Jajang dipindahkan ke Seksie Bimaswat yang memiliki program pembinaan bimbingan kerja, kemandirian dan kegiatan para narapidana lainnya.

Pada bidang tersebut, ia semakin dekat lagi dengan para narapidana, karena narapidana pun memiliki hobi dan bakat yang berbeda.

“Di sini ada Seni musik band, sepak bola, voli, bulu tangkis, catur, aquaspace, tenis meja, pramuka, membatik, berocok tanam, beternak dan lainnya. Kebetulan seni dan olahraga tersebut, saya selaku pemimbingnya,” ungkapnya.

0 Komentar