Purwakarta – Menjelang perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, langit Purwakarta tak hanya dihiasi bendera merah putih.
Di antara semarak bendera nasional, tiba-tiba berkibar bendera simbol tengkorak bertopi jerami Jolly Roger dari serial populer One Piece.
Kehadirannya langsung memicu gelombang perbincangan publik. Sebagian memandangnya sebagai “angin segar kreativitas generasi muda”, sementara yang lain menilai sebagai “pertanda lunturnya penghormatan terhadap simbol negara”.
Baca Juga:Pendapatan Retribusi Parkir Kabupaten Subang Baru Rp414 Juta dari Target Rp2,7 MMenuju Indonesia Emas, Sosialisasi Program MBG Terus di Galakan Badan Gizi Nasional
Bagi anak muda, bendera ini hanyalah luapan ekspresi, cara unik merayakan kemerdekaan, atau sekadar ikut tren budaya pop.
Namun, bagi sebagian penguasa, simbol tersebut dibaca sebagai tanda bahaya, mulai dari “radikalisme terselubung” hingga “pelecehan simbol negara”.
Bagi para penggemar One Piece, Jolly Roger bukan sekadar kain bergambar, melainkan ikon kebebasan, keberanian, dan perlawanan terhadap ketidakadilan.
“Ini cara masyarakat merayakan kemerdekaan dengan bahasa yang kami pahami. Sekaligus bentuk kekecewaan terhadap kinerja pemerintah,” ujar Zaenal Abidin salah satu praktisi politik di Purwakarta, Selasa (12/8).
Namun, pandangan ini berbenturan dengan kekhawatiran bahwa tren tersebut berpotensi menggeser merah putih dari pusat perayaan kemerdekaan.
Secara hukum, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 memang tidak secara eksplisit melarang pengibaran bendera alternatif, selama merah putih tetap berkibar di posisi tertinggi. Meski begitu, persepsi publik kerap lebih tajam daripada bunyi pasal.
Seorang pedagang bendera musiman di Purwakarta bahkan mengaku enggan menjual bendera One Piece demi menghindari polemik.
Baca Juga:Senam Sehat Ceria Berhadiah Sepeda Listrik, HUT RI ke 80 Kecamatan PagadenPerempuan Muda di Jatimekar Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Jadi Korban Pembunuhan
Fenomena ini pun menjadi ujian, apakah kemerdekaan hanya layak dirayakan dengan simbol resmi, atau kebebasan berekspresi juga bagian dari kemerdekaan itu sendiri?
Apakah bendera One Piece hanyalah tanda kreativitas, atau alarm lunturnya nasionalisme?.
Komunitas Madani Purwakarta menilai perdebatan ini tidak boleh berujung pada pembungkaman kreativitas, namun tetap menegaskan posisi simbol negara.
“Merah putih adalah simbol persatuan yang tidak bisa digantikan. Tapi kita juga tidak boleh menutup mata terhadap bahasa ekspresi generasi baru. Tantangan kita adalah mengelola perbedaan ini, bukan memeranginya,” tegas Zaenal Abidin, Ketua Komunitas Madani Purwakarta.