SUBANG – Kabupaten Subang erat sekali kaitannya dengan sejarah pada masa kolonial Belanda.
Menurut Tenaga Ahli Sejarah, Anggi A. Junaedi, Subang bahkan pernah mendapat julukan mentereng sebagai “Rotterdam van Java.”
Julukan ini diberikan bukan tanpa alasan. Bukan hanya sekadar karena keindahan kotanya. Pada masanya, Subang, khususnya wilayah Pamanukan dan Ciasem, merupakan pusat aktivitas perkebunan dan perdagangan yang sangat maju.
Baca Juga:Bupati Tegaskan Komitmen Industrialisasi Subang Melesat, Pangan Tetap TerjagaKakanwil Kemenag Jabar Dukung Program Ketahanan Pangan Pangdam III/Siliwangi di Subang: Ini Perintah Agama dan
“Subang memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan modern pada masanya, layaknya kota pelabuhan besar di Belanda, yaitu Rotterdam,” ucapnya.
Kemakmuran Subang di masa kolonial ditopang oleh ekspor komoditas unggulan seperti beras berkualitas terbaik dari Pamanukan dan Ciasem yang bahkan dikirim hingga ke Amsterdam.
Hal ini membuktikan peran Subang sebagai pusat agrikultur yang vital dan modern saat itu.
Selain itu, produksi kopi Subang juga sempat fenomenal, mencapai angka yang sangat besar, yakni 347.000 ton. Angka ini menunjukkan betapa produktif dan makmurnya wilayah Subang pada masanya.
Semua ini tidak lepas dari perusahaan perkebunan raksasa P&T Land di bawah kepemimpinan Peter William Hofland yang berhasil yang menguasai lahan secara produktif yang diiringi dengan pembangunan infrastruktur modern.(fsh)