37 Derajat

37 Derajat
0 Komentar

Total perjalanan itu mencapai 7 km. Berhenti tiga kali. Di setiap pagoda. Untuk sembahyang.

Raja dalam pakaian lengkap. Tebal. Berlapis. Dengan topi mirip topi cowboy. Warna gelap agak hitam. Bagian atasnya agak berkerucut.

Masyarakat yang memenuhi pinggir sepanjang jalan sangat puas. Mereka bisa melihat barisan Raja Rama cukup lama. Langkah barisan ini lambat. Langkah kecil-kecil. Diiringi musik drum band. Dengan irama yang juga lambat.

Baca Juga:Tahun 2019, Pemdes Gempol Fokuskan Pembangunan di Dusun ISambut Puasa, Warga Desa Langensari Gelar Operasi Bersih

Masyarakat yang menunggu di satu jalan simpang empat, misalnya. Bisa melihat barisan ini lebih dari lima menit.
Apalagi kalau simpang empat itu berupa bundaran. Bisa 10 menit.

Saya bisa membayangkan betapa bosannya Raja Rama di atas tandu. Diam. Panas. Nyaris tidak bergerak.
Tidak ada pendamping di tandu. Tudak ada permaisuri. Tidak ada datang yang mengupas.

Dari satu pagoda ke pagoda lain bisa lebih satu jam di atas tandu. Dengan posisi kaki tidak bergerak. Tubuh tidak bergerak. Wajah tidak bergerak. Menatap lurus ke depan. Tidak melambaikan tangan. Tidak menyapa siapa saja di sepanjang jalan. Tidak bisa membuka WA.

Masyarakat penuh di sepanjang jalan yang dilewati. Yang lapisan terdepan duduk bersila. Atau bersimpuh. Dengan sikap hormat pada raja. Dua tangan ditangkup di wajah. Demikian juga beberapa baris di belakangnya. Hanya di simpang-simpang empat barisan masyarakat sampai jauh ke belakang.

Yang bagian belakang itu sikapnya agak rilek. Melambai-lambaikan bendera kecil kuning atau bendera Thailand. Ada juga yang bersorak dan berteriak.

Di jalan raya yang dua jalur, lebih rapi. Satu jalur untuk barisan Raja. Satu jalur lagi untuk masyarakat. Penuh. Berbaju kuning. Duduk rapi memanjang.

Barisan Raja itu sendiri panjangnya hampir setengah kilometer. Paling depan adalah kuda. Hanya dua. Berwarna putih. Dengan langkah kaki yang dilatih khusus. Sangat pelan. Di samping kuda itu dua orang berbaris. Ini yang membedakan dengan di kerajaan di Eropa. Yang menempatkan kuda lebih penting dan atraktif.

Baca Juga:122 Miras Disita, Operasi Cipta Kondisi Jelang Ramadhan40 Siswa SD Unjuk Kabisa di Papetras 2019

Di belakang kuda inilah peleton khusus kerajaan berbaju merah dengan topi hitam tinggi. Mirip tentara penjaga kerajaan di Inggris itu.

0 Komentar