Band Reggae Brother Rasta, Pernah Dibayar Ikan Laut hingga Kini Rp 4,5 Juta

Band Reggae Brother Rasta, Pernah Dibayar Ikan Laut hingga Kini Rp 4,5 Juta
MANGGUNG: Grup Band Brother Rasta ketika manggung di salah satu acara. YUGO EROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Komunitas penyuka musik regage, sangat melimpah di Subang. Bisa terlihat setiap ada konser yang bertajuk aliran reggae, pasti banyak penontonnya. Di Subang, ada band yang beraliran ska dan reggae. Brother Rasta sudah malang melintang dalam perjalanan karirnya, hingga mengeluarkan single.

LAPORAN: YUGO EROSPRI, Subang

Manager Brother Rasta Iip Miftahul Khoer (28) mengatakan, Band Brother Ratsa terbentuk pada tahun 2010 di Subang adapun personilnya sudah banyak bongkar pasang. Band yang sekarang ini, sudah mengalami 5 kali bongkar pasang personel. Saat ini, ada 6 personel di Band Brother Rasta, terdiri dari lead guitar, rhytm guitar, keyboard, drum, bass, dan vokalis. “Kita berdiri sudah sejak tahun 2010 dan sudah 5 kali bongkar pasang,” ungkapnya.

Brother Rasta terbentuk, Iip menuturkan, karena personelnya sama-sama belajar musik di sekolah musik Subang. Akhirnya menetapkan mengusung aliran reggae. Musik yang diusung karena banyak komunitas ska dan reggae yang ada di Kabupaten Subang. Nama Brother Rasta sendiri, sangat terkenal di pecinta musik reggae di Subang. “Penikmat musik reggae sangat banyak di Subang. Filosofi nama band kita, karena musik reggae erat kaitannya dengan tag rasta, dan brother persaudaraan,” ujarnya.

Baca Juga:Galeri Menong Bakal Tingkatkan Produk Lokal PurwakartaSodetan Tarum Timur Memasuki Pembebasan Lahan

Perjalanan band Brother Rasta, sangat berliku. Mulai dari juara 1, favorit dan lainnya. Brother Rasta kerap mengikuti event-event dan kejuaran musik di Jawa Barat. Kini, akhirnya menelurkan single berjudul selayang pandang berkat kegigihannya dalam bermain band. “Ikut kejuaran, lomba dan event-event kami juga sudah mengeluarkan single kami berjudul selayang pandang,” terangnya.

Ada kisah unik Brother Rasta. Ketika bandnya menjadi band bintang tamu festival musik di Kecamatan Blanakan, dengan lokasi berdekatan dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Selesai mangung ternyata pihak panitia festival musik tersebut tidak memiliki uang untuk membayar mangungnya Brother Rasta, sehingga dibayar dengan ikan laut sebanyak 4 kilogram. “Ppernah cerita unik tersebut terjadi, ketika kita menjadi bintang tamu sebuah festival musik. Selesai manggung pihak panitia mungkin budgetnya sudah habis, alhasil kita hanya di bayar pakai ikan laut. Kita sih seneng-seneng aja, pengalaman,” katanya.

0 Komentar