Belajar Tidak Harus Selalu di Kelas

Belajar Tidak Harus Selalu di Kelas
Berfoto Bersama siswa SMA Al-Aziz IBS, Bandung Barat di Puncak Gunung Burangrang
0 Komentar

Oleh:
Indri Megantara Putri, S.Pd. (Pengajar Geografi di SMA Al-Aziz IBS, Bandung Barat)

Umumnya kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam ruangan kelas dengan kursi dan meja berderet menghadap papan tulis. Biasanya guru akan berkeliling meja siswa sambil sesekali meregangkan otot yang mulai pegal karena terlalu lama duduk di kursi. Begitupun siswa yang berlalu lalang dari meja ke meja, entah meminjam alat tulis, megusili teman atau karena bosan selama pembelajaran, terlebih jika hari sudah siang.

Pembelajaran seperti ini merupakan model lama yang sudah usang, dimana siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari satu jam pelajaran ke jam pelajaran selanjutnya.
Waktu berselang dan zaman semakin maju, diikuti perkembangan teknologi dan juga metode pembelajaran yang beragam turut memberi warna baru dalam menunjang kegiatan belajar selama di kelas.

Baca Juga:Botobo dalam Kurikulum MerdekaMonoton: Sebuah Permasalahan Klasik dalam Pembelajaran

Teknologi dan metode saja belum cukup, siswa memerlukan pembelajaran yang lebih bermakna dan secara praktikal dekat dengan kehidupan sehari-hari, Oleh karena itu munculah kegiatan belajar berbasis alam dengan menggunakan alam sebagai laboratorium belajar siswa secara nyata. Pembelajaran berbasis alam bertujuan untuk menumbuhkan karakter siswa yang dekat dengan alam dan peduli lingkungan.

Pembelajaran berbasis alam ini dapat menjadi pusat pengembangan potensi siswa yang tidak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual akan tetapi menumbuhkan kecerdasan lainnya sebagai bekal menghadapi berbagai masalah kehidupan. Kecerdasan dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalah kehidupan ini disebut sebagai problem solving life skill. Pembelajaran model ini juga tidak membosankan dan siswa jadi lebih mudah memahami obyek pembelajaran serta awet diingat.

Pembelajaran berbasis alam yang menumbuhkan kecerdasan dan keahlian memecahkan masalah ini telah lama diterapkan SMA Al-Aziz Islamic Boarding School, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Sekolah di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat ini memiliki visi dan misi sebagai School of Leaders and Entrepreneurs dengan lima dasar prinsip yaitu kuat ilmu, kuat iman, kuat amal, kuat fisik dan kuat harta. Berbekal dari lima dasar prinsip inilah ,karakter siswa dikembangkan melalui pembelajaran berbasis alam. Tak hanya dalam kegiatan belajar sehari-hari, beragam aktivitas berbasis alam diadakan rutin setiap tahunnya, salah satunya kegiatan Kesatria Camp. Kegiatan ini terdiri dari berbagai rangkaian acara yang menyenangkan seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, rapelling atau turun tebing, renang defensif, berkuda, jelajah alam, survival dan SAR, orienteering dan solo bivak.

0 Komentar