Monoton: Sebuah Permasalahan Klasik dalam Pembelajaran

Monoton: Sebuah Permasalahan Klasik dalam Pembelajaran
0 Komentar

Oleh: Dony Purnomo
Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro

Diawal pembelajaran saya mencoba untuk melaksanakan asesmen diagnosis non kognitif kepada siswa. Salah satu pertanyaan yang saya ajukan mengenai pembelajaran yang tidak diharapkan siswa. Dari mayoritas jawaban siswa yang saya peroleh adalah pembelajaran yang monoton dan membosankan. Dari jawaban siswa kemudian saya kembali teringat pada pembelajaran yang pernah saya alami bersama guru-guru saya terdahulu. Ketika diajar dengan metode yang monoton kemudian timbul rasa jenuh saat mengikuti pembelajaran dan akibatnya pembelajaran menjadi membosankan.
Pembelajaran yang monoton cenderung membosankan dan kurang menarik bagi para siswa. Dalam pembelajaran monoton, suasana kelas cenderung monoton dan kurang beragam, sehingga siswa kesulitan untuk tetap tertarik dan termotivasi dalam proses belajar. Beberapa ciri dari pembelajaran monoton yang sering dilakukan guru diantaranya;

Pertama, Penggunaan metode pengajaran yang tidak variatif. Guru cenderung menggunakan metode pengajaran yang sama secara terus-menerus, tanpa mencoba pendekatan atau strategi baru untuk menyampaikan materi.

Kedua, Tidak ada kejutan atau variasi. Siswa seringkali tahu apa yang akan diharapkan dari setiap sesi pembelajaran karena pola yang monoton, dan ini dapat menyebabkan kurangnya kegembiraan atau motivasi dalam belajar.

Baca Juga:Mengasah Bakat Berbahasa Inggris dengan Pembelajaran yang MenyenangkanDana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk Subang Terus Naik, Dinkes dan RSUD Terima Paling Besar

Ketiga, Materi pembelajaran yang tidak menarik. Materi yang diajarkan mungkin tidak menarik atau tidak relevan bagi siswa, sehingga kurangnya minat dan keterlibatan dalam proses pembelajaran.

Keempat, Kurangnya interaksi dan diskusi. Pembelajaran monoton cenderung minim interaksi dan diskusi, yang dapat mengurangi kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi dalam kelas.

Kelima, Fokus pada hasil daripada proses. Proses belajar dapat diabaikan demi mencapai tujuan akhir seperti persiapan ujian, yang mengesampingkan pentingnya pemahaman mendalam dan pembangunan keterampilan siswa.

Dari kelima ciri di atas harus dapat disadari oleh guru dalam pembelajaran sehingga dapat segera mengubah proses pembelajaran agar tidak monoton. Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan guru untuk mengubah pembelajaran monoton diantaranya;

Pertama, Refleksi dan kesadaran. Guru perlu merenungkan kembali praktik pembelajaran mereka dan menyadari apakah metode yang digunakan cenderung monoton. Kesadaran akan masalah ini adalah langkah awal untuk perubahan.

0 Komentar