Botobo dalam Kurikulum Merdeka

Botobo dalam Kurikulum Merdeka
0 Komentar

Oleh :
Ninuk Dyah Ekowati, M.Pd. (Guru di SMAK St. Hendrikus, Surabaya)

Kasus kematian pasangan lansia yang tidak diketahui oleh tetangganya di Desa Mungkid, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang dimuat di Kompas, sungguh kejadian yang menyedihkan. Peristiwa duka ini menjadi fenomena yang aneh karena sebuah kejadian yang terjadi di level desa, namun gambarannya seperti di wilayah kota. Masyarakat desa terkenal dengan masyarakat yang memiliki sifat gotong royong yang tinggi, suka membantu, saling perhatian, guyub rukun, suka berkumpul dan selalu memberi perhatian tapi kejiadian ini super aneh karena kasus kematian ini tidak diketahui hingga lebih dari dua minggu, bahkan baru terungkap saat jenazah keduanya sudah nyaris membusuk. Kejadian ini menggambarkan bahwa perhatian masyarakat terhadap lingkungannya sangat minim.

Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki masyarakat multikultural. Hal inilah yang membuat penduduk Indonesia mempunyai karakteristik yang cukup beragam. Kharakteristik yang beragam mempunyai potensi sulit untuk beradaptasi. Kesulitan dalam beradaptasi dapat mengakibatkan konflik. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah sistem pengikat agar terjadi persatuan.

Baca Juga:Monoton: Sebuah Permasalahan Klasik dalam PembelajaranMengasah Bakat Berbahasa Inggris dengan Pembelajaran yang Menyenangkan

Salah satu cara yang dilakukan oleh para pemuda agar terjadi persatuan adalah sebuah Sejarah yang tak terlupakan. Sumpah Pemuda merupakan tonggak persatuan bangsa Indonesia. Para pemuda memiliki kerinduan untuk mendapatkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pemuda menyadari akan adanya sebuah hambatan untuk melakukan persatuan. Oleh karena itu, para pemuda mengikrarkan Sumpah Pemuda sebagai pengikat seluruh bangsa Indonesia.

Berdasarkan dua konteks pernyataan tersebut adalah sesuatu yang berbeda jauh. Pada konteks pertama sebuah kondisi yang telah merdeka, namun masyarakat tidak saling memerhatikan satu dengan yang lain. Sementara pada konteks kedua menyadari akan adnya keberbedaan dan didorong dengan satu tujuan maka menyatukan diri dengan Sumpah Pemuda. Pertanyaannya adalah mau dibawa kemana arah para pelajar Indonesia ?

Masa modern dengan kondisi yang sangat kompetitif, dapat terjadi bahwa berlaku hukum rimba. Hukum rimba adalah ungkapan yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi kompetisi untuk memperebutkan sesuatu. Perebutan muncul dalam dunia pekerjaan, politik, maupun kehidupan secara keseluruhan.

0 Komentar