IKA UPI Desak Pemerintah Tertibkan LPTK Abal-abal

IKA UPI Desak Pemerintah Tertibkan LPTK Abal-abal
0 Komentar

Pemimpinnya bisa mengembangkan pembelajaran yang beriorientasi pada murid dan mengembangkan guru. Dengan kata lain, menjadi mentor. Saat terjadinya pembelajaran itu sebearnya di sekolah. Tidak perlu menunggu pelatihan lagi. Murid tidak bisa menungu. Kalau ini bisa dilakukan di sekolah, kita meyakini bisa membawa dampak secara sistemik, massif, dan sustainable,” papar Iwan.

Dalam konteks peningkatan kualitas guru, Iwan menjadikan transformasi PPG sebagai agenda utamanya. Dia menyebutnya sebagai investasi karena dianggap luar bisa penting. PPG prajabatan jauh lebih penting sekaligus lebih mudah dibandingkan PPG dalam jabatan. “Daripada kalau guru-guru (kurang berkualitas) ini sudah masuk. Lalu dilakuan professional development. Itu lebih susah dibandingkan investasi prajabatan. Ini sebuah hal sangat penting untuk mewujudkan sekolah penggerak untuk pendidikan yang beriontasi pada murid,” imbuh Iwan.

Dalam desain transformasi PPG prajabatan, Iwan menekankan pentingnya proses seleksi calon guru. Seleksi ini meliputi ujian penguasaan konten, ujian bernalar kritis, ujian kepribadian, dan wawancara. Hal ini penting untuk melihat sejauh mana passion seorang calon guru. Seleksi masuk berkualitas tinggi ini diharapkan menghasilkan output guru generasi baru berkualitas. “Dari beberapa lokakarya yang kami lakukan dan studi literatur, selain inovasi, seleksi masuk berkulitas tinggi menjadi kunci. Bahkan di negara-negara maju, seperti Finlandia. Finlandia melihat passion yang terpenting. Oke penguasan materi bagus, tapi value lemah itu tidak bisa. Ini merupakan kunci menjadi guru pembelajar sepanjang hayat dan sukses,” terang Iwan.

Baca Juga:TNI Polri Kawal Distribusi Bantuan SosialTak Indahkan Sosial Distancing, Kantor Pos Kena Tegur Satpol PP

Sejalan denga itu, Iwan menegaskan pentingnya program PPG baru hasil inovasi dari proses yang sekarang berlangsung. Inovasi pendidikan profesi guru merupakan kunci peningkatan kualitas guru. Sudah saatnya PPG menemukan model-model alternatif yang bisa manjadi cara berionovasi seusai dengan ekspektasi yang kita inginkan. Tentu, model alternatif yang tidak itu-itu saja harus berkualitas, bukan alternatif yang disebutnya alternatif abal-abal.

Iwan bermimpi PPG baru mampu menghasilkan guru kelas dunia. Mimpi seperti dilakukan Muhammad Yamin ketika mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kini bertransformasi menjadi UPI. Untuk itu, LPTK harus melakukan inovasi dan keluar dari zona nyaman. “Kita harus punya visi pendidikan guru kelas dunia. Artinya, kalau bisa, lebih baik lagi dari yang ada. Apakah Cambridge lah, IB lah, dan lain-lain. Goals standar kita itu yang menjadi bagian untuk mentrasformasi PPG.

0 Komentar