Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung, Nunung Nurasiah: Event Kuliner Kewilayahan Bisa Terlaksana

Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung, Nunung Nurasiah: Event Kuliner Kewilayahan Bisa Terlaksana
TALK SHOW: Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung, Nunung Nurasiah, S.Pd., saat menjadi narasumber talk show membahas event kuliner. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KOTA BANDUNG-Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung, Nunung Nurasiah, S.Pd., mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, pelaku usaha kuliner serta masyarakat untuk mengakselerasikan Kota Bandung sebagai kota kuliner.

Hal itu disampaikan Nunung saat menjadi narasumber talk show OPSI, di Radio PR FM Bandung, Kamis (19/10).

Bahkan, Nunung menilai Pemerintah Kota Bandung bila diperlukan menggelar kembali Bandung Culinary yang dahulu kerap diadakan di setiap kelurahan maupun kecamatan.

Baca Juga:Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tidak Selamanya Harus Ada Panen KaryaPj Bupati Purwakarta Bersyukur Panen Raya di Tengah El Nino

“Program Bandung Culinary itu kan dahulu menjadi salah satu program Pemerintah Kota Bandung yang diadakan di kewilayahan,” kata Nunung melalui rilisnya, Ahad (22/10).

Yakni, sambungnya, sebagai ajang promosi juga jajan khas di setiap kewilayahan. Dan juga menjadi sarana berkomunikasi serta silaturahmi masyarakat.

“Kalau ini dipandang perlu efeknya bisa menumbuhkan ekomoni masyarakat, kami dukung tapi tentunya dengan catatan,” ujarnya.

Nunung menjelaskan, bila Bandung Culinary kembali digelar maka kuliner yang dijajakan harus didominasi oleh kuliner khas Bandung atau makanan khas di setiap kewilayahan.

Hal ini, menurut Nunung, penting dikarenakan pada gelaran event kuliner tersebut kerap menjajakan kuliner yang bukan khas Kota Bandung. “Pertama jenis makanannya, kalau yang kemarin ini kan tujuannya sebagai ajang promosi budaya Sunda dan kuliner khas Kota Bandung,” ucapnya.

Tetapi, kata Nunung, waktu itu stand makannya bukan khas Bandung. Seperti banyak stand sosis bakar hingga kuliner Korea. “Jadi kalau diadakan lagi, lebih diperbanyak lagi ciri khasnya seperti mi kocok, cireng, cilok, batagor dan jajan khas Bandung,” kata Nunung.

Selain itu, Nunung menilai perlu adanya pengawasan terkait sampah. Sebab, bila ada kegiatan yang dihadiri oleh banyak orang akan ada permasalahan sampah. Sehingga, dirinya berharap event kuliner yang ada di Kota Bandung harus menerapkan perilaku zero waste.

Baca Juga:Tingkatkan Inflasi karena Harga Pangan Terus Meningkat, Pemkab Karawang Lakukan Operasi Pasar MurahGelar Gathering, Apindo Karawang: Apa yang Terjadi Pada Upah Tahun 2024 ?

“Biasanya dengan banyaknya pengunjung banyak juga sampah yang berserakan. Apalagi saat ini sedang darurat sampah. Kalau pun event seperti Bandung Culinary diadakan kembali, perlu diperhatikan masalah sampahnya,” ujarnya.

Jadi, lanjutnya, event kuliner ini harus mengedukasi para pedagang dan pengunjung untuk berprilaku zero waste.

0 Komentar