Klimaks Drama Subang Sejahtera

Klimaks Drama Subang Sejahtera
0 Komentar

Dua orang pertama saya mengenal kemampuan dan reputasinya. Pak Aziz saya kenal sejak sekitar tahun 2011 lalu. Saat di awal dia mendirikan perusahaan ritel Madani Home. Saya sempat meliput usahanya. Sedikit tahu juga latar belakangnya. Saya pun mengikuti perkembangan usaha miliknya. Banyak berdiri cabangnya di berbagai tempat di Subang.

Pak Aziz punya pengalaman panjang di ritel bahan bangunan dan perabotan rumah. Maklum beliau pernah menjadi Manager Area perusahaan rite lasing Ace Hardware. Tentu kalangan menengah ke atas mengenal brand ternama itu.

Pernah memimpin ribuan karyawan dan tentu memiliki kemampuan memenej tim dan mengejar target perusahaan. Apalagi di perusahaan ritel, target penjualan menjadi ukuran kinerja. Itulah nyawa perusahaan.

Baca Juga:Wacana Vaksin Ketiga untuk Booster, Ini Pendapat EpidemiologSeri Belajar Ringan Filsafat Pancasila ke 53

Setidaknya ilmu itu yang diterapkan di perusahaan Madani Home yang ia dirikan. Tentu beda target pasar. Beda pula produknya. Perusahaan ritel miliknya ditujukan untuk menjangkau masyarakat menengah ke bawah.

Bukan perkara mudah mendirikan Madani Home. Aziz keluar dari Ace Hardware di puncak karir. Meninggalkan gaji sekitar Rp100 juta/bulan. Keputusannya ditangisi keluarga. Menyangsikan dan meragukan keputusannya.

Tapi jiwa usaha Aziz benar-benar sudah matang. Keputusannya bulat lalu memilih mendirikan usaha sendiri. Akhirnya berhasil. Pendapatannya lebih dari gaji yang didapatkan. Malah kini merambah usaha properti dengan mendirikan perumahan. Lalu mendirikan sekolah SD-SMP. “Karena kuliah saya di IKIP (keguruan). Ya sudah saya mendirikan sekolah,” katanya.

Ko sekarang mau jadi dirut BUMD?

Tidak mudah bagi Aziz untuk memutuskan dirinya mendafar ikut open bidding. Semula bahkan orang tuanya melarang. Khawatir masuk dalam lingkaran yang membahayakan.

Tapi akhirnya Aziz memutuskan untuk mencoba terjun ke BUMD. Ia berharap ilmunya bisa bermanfaat untuk memperbaiki BUMD. “Di perusahaan sendiri sudah ada yang handle. Sudah bisa ditinggal. Di perusahaan sendiri memang bermanfaat juga untuk orang banyak, tapi di BUMD mungkin kita bisa bantu memberikan PAD. Bermanfaat untuk masyarakat yang lebih luas,” katanya mantap.

Apa yang akan dikerjakan di BUMD? “Saya minta izin ke bupati untuk mengelola pasar. Tanpa modal besar, bisa berjalan. Ke supplier hanya minta waktu penjualan saja,” katanya.

0 Komentar