Hari Ibu: Menyoal Angka Kematian Ibu di Jawa Barat

Hari Ibu: Menyoal Angka Kematian Ibu di Jawa Barat
0 Komentar

Oleh: Nita Meiliana Sulastri
*) Pegawai di BPS Kabupaten Subang

Tepat pada tanggal 22 Desember (hari ini) diperingati sebagai “Hari Ibu”. Tanggal tersebut diresmikan oleh Presiden Ir Soekarno berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 pada tangga 16 Desember 1959 pada kongres perempuan ke-25.

Banyak makna yang terkandung dalam peringatan hari ibu ini., diantaranya adalah pengakuan dari khalayak bahwa seorang ibu merupakan bagian dari maju mundurnya suatu bangsa. Seorang ibu adalah pencetak generasi penerus bangsa. Ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibu yang selalu memberikan kasih sayang tanpa batas dan cinta sepanjang masa untuk anak -anaknya. Ibu memberikan pola asuh yang baik sehingga memberi dampak pada mental anak di masa yang akan datang.

Dalam pembangunan di Jawa Barat, kesehatan seorang ibu dan anak merupakan salah satu persoalan yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Persoalan yang harus diselesaikan adalah masih tingginya angka kematian ibu. Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Neonatal (AKN), dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan angka indikator strategis pembangunan kesehatan yang mencerminkan derajat kesehatan dan kualitas penduduk ( BPS: Publikasi Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi jawa Barat Tahun 2018;hal 21) . Ketiga indikator ini juga digunakan sebagai dasar evaluasi kebijakan dalam bidang kesehatan dan kependudukan. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan (tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan) menyebabkan tingginya angka kematian bayi dan ibu.

Baca Juga:Budidaya Udang Vaname Potensi Usaha Menjanjikan, Petani Butuh Bantuan Cold StorageTabungan Emas di Pegadaian Meningkat

Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 tercatat angka kematian ibu mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup . artinya bahwa dalam 100.000 peristiwa kelahiran telah terjadi 305 peristiwa kematian ibu yang disebabkan oleh beberapa faktor dari mulai proses selama kehamilan, proses saat melahirkan, hingga ketika masa nifas (proses maternal). Angka ini masih jauh dari target pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Namun melihat data tersebut, Mulai dari tahun 2015-2018 pemerintah Jawa Barat sudah banyak melaksanakan berbagai program kesehatan untuk mendukung pemerintah pusat dalam menekan angka kematian ibu.

Diantaranya adalah dengan menggelontorkan dana alokasi khusus untuk bidang kesehatan, menambah tenaga medis fasilitas kesehatan, mempermudah akses menuju fasilitas pelayanan dasar (kesehatan dan pendidikan). Bahkan Pemerintah Jawa Barat juga pernah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur No 463/37/Yansos/2015 yang menghimbau pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir sebagai bagian dari upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia Jawa Barat.

0 Komentar