Pantura Subang: Panas Kekeringan, Hujan Kebanjiran

Pantura Subang: Panas Kekeringan, Hujan Kebanjiran
0 Komentar

PASUNDANEKSPRES-Cuaca panas ekstrem yang terjadi sekarang ini dampaknya dirasakan oleh warga Pantura Subang. Pasalnya, warga mengeluh dengan keadaan saat ini.

Menurut salah satu warga Desa Bobos mengatakan, Pantura Subang ini jika musim panas mengalami kekeringan dan jika musim hujan Pantura selalu mengalami kondisi banjir. Menurutnya, hal tersebut butuh penanganan konkret dari pemeritah.

“Kalau untuk musim panas kekeringan berarti harus ada langkah konkret dengan semua stakeholder mulai dari muspika dan PJT agar pencegahan kekeringan ini tidak berdampak kepenjangan,” ujar Ahmad Hidayat.

Baca Juga:Produktivitas Padi Turun 6,6 Persen, Harga Beras di Subang MelambungIni Kesaksian Tetangga, Korban Pembunuhan di Pabuaran Subang

Ia juga mengatakan, jika musim penghujan tiba biasanya akan berdampak banjir. Hal ini, kata Ahmad banjir harus segera diantisipasi dengan cara memperbaiki saluran air dan tanggul-tanggul sungai.

“Biar tidak berdampak banjir kita harus mengantisipasi semua saluran agar tidak terjadi banjir dan memantau tanggul-tanggul yang rawan jebol di wilayah sungai Cipunagara biar air tidak meluap ke permukiman warga,” terangnya.

Ia berharap, kondisi di Pantura normal dan tidak berdampak terlalu besar, dan jika musim penghujan datang inginnya tidak terjadi banjir oleh karena itu pemerintah harus segera melakukan langkah-langkah yang efektif agar terhindar dari semuanya.

Senada dengan Ahmad Hidayat, Sekretaris Desa Bobos Ahmad Fauzan juga mengungkapkan jika musim hujan tiba makan akan terjadi banjir yang disebabkan oleh pembuangan air yang tidak lancar.

“Kemaren sudah ada perbaikan pintu di SS Ciragem perbatasan Desa Bobos dan Desa Rancadaka, mudah-mudahan musim hujan nanti tidak terjadi lagi banjir,” ujarnya.

Kemudian, lanjut Sekdes Bobos, untuk kekeringan diakibatkan oleh debit air yang sedikit dan musim tanam yang bersamaan sehingga kebutuhan air saling berebutan dan akhirnya wilayah sawah bagian bawah tidak mendapatkan air.

“Perlu ada pengaturan yang tegas dalam pengurusan air pertanian dari pihak terkait dan kalau bisa sistem tanam golongan di terapkan kembali sehingga sawah bagian atas dan bawah tidak tanam bersamaan,” jelasnya.

Baca Juga:Camat Pagaden Barat Ajak Warga Tanam Warung HidupGuru Terdakwa Kasus Pencabulan Siswi SLB Masuki Tahap Pembacaan Dakwaan di Pengadilan

Ia berharap, hal ini dapat diperhatikan oleh pemerintah terutama Pekmab Subang, PJT, BBWS, BPBD, Dinas Pertaian dan pihak-pihak terkait.

0 Komentar