Pojokan 190, Pamuntangan

Pojokan 190, Pamuntangan, Kang Marbawi
Pojokan 190, Pamuntangan, Kang Marbawi
0 Komentar

Pojokan 190, Pamuntangan

Tak ada seorang pun di dunia yang mulus hidupnya sejak lahir hingga dikubur.

Pasti dalam perjalanannya, menemui aral melintang. Hingga terjungkir balik, terjerumus ke jurang atau hanya sekedar korengan.

Tengok saja, Ciputra pemilik Ciputra Group, raja properti, pernah menunggak utang miliara pada saat krisis moneter tahun 1998.

Hingga asetnya banyak disita dan hampir bangkrut.

Baca Juga:Visi Universitas Islam Dr. K.H. E.Z. Muttaqien 2045 Jadi Universitas Unggul di Asia TenggaraEV 4 Wheels Makin Beragam, PLN Sediakan Layanan Home Charging Bagi Pembeli Mobil Listrik Chery

Jusuf Hamka, raja jalan tol pemilik Perusahaan CMNP, Citra Marga Nusaphala Persada, pernah hampir tumpur. Hartono bersaudara (pemilik Djarum) pun pernah tersuruk pailit, mengelola perusahaannya.

Bagi yang punya semangat juang dan tekad perlawanan baja, keterpurukan menjadi cambuk untuk bangkit.

Yang diceritakan di atas itu, punya mental di atas rata-rata.

Tersungkur tumpur tak membuat mereka hilang dari permukaan bumi.

Mereka tetap bangkit berusaha dan terus bergerak, mencari akal untuk tetap hidup dan bertahan.

Pojokan 185, Integritas

Tak usahlah membandingkan dengan para pengusaha yang tak bisa dibandingkan dengan kita orang biasa.

Biasa dalam segala hal. Terutama nyali, fighting spirit- (motivasi-semangat berjuang), ketabahan, otak serta pendapatannya yang juga pas-pasan.

Dalam hidup sehari-hari, sering kali kita pun tak mulus.

Entah karena salah langkah sendiri, salah teman, diusilin, atau karena kondisi ekonomi yang tak kunjung bersinar. Ada banyak penyebab untuk terpuruk.

LIHAT JUGA: Mengupas Hak Angket Adalah, Senjata DPR untuk Mengawasi Pemerintah

Fighting spiritlah, salah satu penentu kualitas kepribadian dan kesuksesan seseorang.

Baca Juga:Pojokan 189, KomengDirut PLN Pimpin Langsung Pengamanan Pasokan Listrik dari Posko Nasional Siaga Pemilu PLN

Kemampuan bertahan dan keluar dalam kesulitan, penderitaan dan keterbatasan menjadi titik tumpu kedewasaan seseorang.

Kemampuan untuk memaknai ketaksempurnaan, ketakmulusan dan kepahitan hidup, menjadikan seseorang bisa belajar untuk dewasa.

Dan sering kali, ketika moment dimana kita tersungkur berada di titik nadir, titik terendah, perasaan hati mudah sekali bawa perasaan/baperan.

Dengan mudahnya suasan hati terkoneksi dengan lirik lagu atau tempat.

Yang sering kali terpaut antara galau hati dengan lirik lagu adalah kisah percintaan.

Entah sedang jatuh cinta atau putus cinta.

0 Komentar