Melestarikan Budaya Daerah Setempat

Melestarikan Budaya Daerah Setempat
0 Komentar

Untuk dimensi gotong royong, dengan elemen kolaborasi dan kepedulian, dengan sub sub elemen kerja sama dan tanggap terhadap lingkungan sosial, dengan target pencapaian diakhir fase yaitu membangun tim dan mengelola kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang sudah di tentukan, serta tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan tuntutan peran sosialnya dan berkontribusi sesuai kebutuhan masyarakat untuk menghasilkan keadaaan yang lebih baik.

Target pencapaian di akhir fase ini, ada empat pengklasifikasian, yaitu tahap belum berkembang, tahap mulai berkembang, tahap berkembang sesuai harapan dan tahap sangat berkembang.

Sebagai contoh pada dimensi berkebhinekaan global pada sub elemen mendalami budaya dan identitas budaya di tahap belum berkembang, yaitu peserta didik mampu mengidentifikasikan dan mendeskripsikan keragaman budaya disekitarnya, serta menjelaskan peran budaya dan bahasa dalam membentuk identitas dirinya. Pada tahap mulai berkembang, yaitu peserta didik mampu menjelaskan perubahan budaya seiring waktu dan sesuai konteks, baik dalam skala lokal, regional, dan nasional.

Baca Juga:Manfaat Survei Lingkungan Belajar bagi SekolahBersinarnya Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara?

Serta menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa. Pada tahap berkembang sesuai harapan, yaitu peserta didik mampu menganalisis pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan identitas, termasuk identitas dirinya, mulai menginternalisasi identitas diri sebagai bagian dari budaya bangsa. Dan pada tahap sangat berkembang, yaitu peserta didik mampu menginternalisasi identitas diri sebagai bagian dari budaya, kemudian mengeksternalisasi kapasitas diri yang dimiliki sebagai upaya melestarikan budaya bangsa.

Sekolah sebagai salah satu institusi budaya memiliki peran untuk mengambil bagian dari upaya pelestarian budaya lokal yang kini keadaanya semakin terancam dari waktu kewaktu. Selain itu, sekolah yang dapat memberikan pengalaman tentang keragaman budaya yang dibutuhkan, diikuti dengan refleksi pada tahapannya dapat membentuk masukan dan pengalaman positif dari keberagaman itu sendiri. Hal ini akan menghasilkan peserta didik yang mampu megelola perbedaan secara konstruktif, beradaptasi dengan baik, membangun sinergi atas perbedaan sehungga sekolah dapat mendorong peserta didik lebih mudah dan siap menjadi bagian dari masyarakat global. Sekolah bagaimanapun, sebagai kompas kehidupan, budaya dapat mengarahkan kepada peserta didik untuk berpikir, merasa, bertindak, dan untuk berkarya kearah yang lebih baik.

0 Komentar