Penyimpangan Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran

opini
0 Komentar

PROFESIONALISME GURU, KAPAN…?

Paparan tentang penyimpangan guru dalam menjalankan profesinya tidak berarti menegaskan keberhasilan dan jasa baik yang telah diabdikan pada masyarakat, khususnya bidang pendidikan. Akan tetapi lebih bermakna, sekecil apapun dosa atau kesalahan yang diperbuat, setidaknya dapat dijadikan sebagai refleksi atau reorientasi pemikiran untuk membangun profesionalisme yang melekat pada dirinya. Karena keberadaan profesionalisme guru menempati kedudukan yang urgent terhadap keberhasilan dan penindakan kualitas pendidikan.

What maka a profesional teacher – seperti apakah guru profesional itu? Jurnal terkemuka manajemen pendidikan, educational leadership edisi Maret 1993 menurunkan laporan utama tentang profesionalisme guru. Menurut jurnal itu, untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal.

Pertama, Guru harus mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Komitmen tinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya.

Baca Juga:Masyarakat Diminta Teliti Konsumsi Makanan dan MinumanTrik dan Tips Membuat Dua Akun Whatsapp dengan Satu Handphone

Kedua, Guru mengusai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada para siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Ketiga, Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar

Keempat, Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu  untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, guru harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.

Kelima, Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Ternyata, potret guru profesional terasa amat sederhana dan pragmatis, membuat sesuatu lebih mudah dicapai. Lantas, mengapa sampai kini masih sebatas impian, jauh dari kenyataan? Inilah persoalan guru kita (Indonesia).

Sebenarnya, tidak terlalu berlebihan apabila dikatakan bahwa “Guru Kita” memiliki segenap potensi untuk memenuhi kualifikasi guru profesional. Oleh karenanya yang lebih urgent adalah melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkannya. Pertama, menumbuhkan kemauan atas kemampuan untuk mengembangkan diri, mengeksplorasi potensi sehingga lebih menguatkan kompetensi yang dimiliki. Kedua, menumbuhkan motivasi untuk tetap memiliki idealisme dan komitmen terhadap perbaikan mutu pendidikan. Ketiga, membangun etos kerja tinggi di lingkungan atau tempat bertugas. Keempat, dukungan faktor eksternal, terutama menyangkut perhatian negara terhadap tingkat kesejahteraan dan status sosial guru.

0 Komentar