Uang Logam Sering Dianggap Tak Laku Lagi, BI Buka Suara!

Uang Logam Sering Dianggap Tak Laku Lagi, BI Buka Suara!
Uang Logam Sering Dianggap Tak Laku Lagi, BI Buka Suara!
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES- Bank Indonesia (BI) mendapati bahwa banyak masyarakat menganggap sebelah mata keberadaan uang logam, bahkan ada yang menganggapnya bukan uang sama sekali.

Dalam upaya mengubah pandangan ini, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, berbicara dalam acara Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (FERBI) di Istora Senayan pada Jumat (18/8/2023).

Marlison menjelaskan bahwa BI berupaya untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap uang logam. Salah satu langkah konkrit yang diambil adalah menyediakan fasilitas penukaran uang logam menjadi uang kertas selama acara FERBI.

Baca Juga:Laku Sampai Rp140 Miliar! Daftar Uang Koin dan Uang Kertas Termahal di Dunia, Ada dari IndonesiaHarga Uang Koin Kuno Tahun 1945 Ini Capai Rp 20 Juta, Begini Cara Menjual ke Kolektor

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melihat uang logam sebagai bagian integral dari sistem pembayaran.

Menurut Marlison, baik uang kertas maupun uang logam adalah bentuk uang yang sah, dan nilainya tidak hanya dilihat dari nominalnya.

Ia memberikan contoh bahwa uang Rp 100 ribu, meskipun tidak ada pecahan Rp 100, tetap memiliki nilai sebesar Rp 99.900.

Marlison juga menjelaskan bahwa BI tetap mengeluarkan pecahan uang logam karena masih ada kebutuhan masyarakat terhadapnya.

Di kota besar, uang logam mungkin tidak sering digunakan sebagai alat pembayaran, namun di daerah terpencil, uang logam tetap berperan penting.

Sementara itu, Marlison menyadari masih ada pandangan masyarakat yang meremehkan uang logam.

Uang logam seringkali hanya diabaikan atau bahkan hanya digunakan sebagai hiasan di mobil.

Baca Juga:Daftar Harga Uang Koin Kuno Belanda, Ada yang Mengandung Emas! Jual Ke Kolektor Ini Bisa Dapat Jutaan Rupiah3 Cara Jual Uang Kuno dengan Mudah dan Tempat Penukarannya

Marlison menekankan bahwa menukar kembalian koin dengan permen adalah tindakan yang keliru, dan masyarakat seharusnya menolak praktik semacam itu dengan alasan yang tepat.

“Kalau kembaliannya permen, bagaimana saya bisa membayar dengan permen?” tanya Marlison.

Upaya BI untuk mempromosikan penggunaan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah dan penting bagi perekonomian adalah langkah yang penting dalam memperbaiki persepsi masyarakat terhadap uang logam.

0 Komentar