Pojokan 178, Rokok “Mami Muda”

Pojokan 178, Rokok “Mami Muda”
Pojokan 178, Rokok “Mami Muda”
0 Komentar

LIHAT JUGA: 

 Pojokan 160, Warung Madura

Pertanyaan berulang dibenak saya, kenapa mesti dengan merek “Mami Muda”.

Apakah dengan merek itu, rokok itu mudah diingat dan murah? Ya, bisa jadi demikian. Karena pas, ketika saya ngopi di warung Bu Yu, seorang anak usia sekolah menengah pertama (SMP) membeli rokok itu. “Bu, rokok Mami Mudanya sebatang,” kata anak itu.

Merek “Mami Muda” menjadi nilai jual ekonomi bagi rokok itu.

Pada konteks sosial, “Mami Muda” berada di luar konsep ekonomi. Ataukah “Mami Muda” menjadi penanda komoditas yang dijual-belikan di pasar, yaitu rokok itu sendiri atau perempuan yang dijadikan istri ke dua.

Yang pasti, pada konteks ekonomi, produk apapun memiliki nilai tukar (exchange value), nilai guna (use values) atau nilai prestige atau gengsi.

Baca Juga:Disdik Purwakarta Borong 9 Penghargaan BBPMP JabarTerbanyak di Asia Tenggara! PLN Resmikan 21 Unit Green Hydrogen Plant, Mampu Produksi Hingga 199 Ton Hidrogen Per Tahun

Sebagai sebuah produk, branding “Mami Muda” menjadi ide dalam industri kreatif periklanan sebagai bagian dari komodifikasi.

Untuk kasus rokok “Mami Muda” mungkin yang lebih besar adalah komodifikasi stereotype perempuan dalam lingkup socially construction masyarakat yang bias gender.

Mudah diingat dan juga menunjukkan kepada sebuah fenomena sosial istri muda sebagai istri simpanan. Soal relasi suami-istri, tak ada suami yang 100 % jujur kepada istrinya.

Relasi sosial dan cara pandang masyarakat pada perempuan menjadi penyandung pada kesetaraaan.

Dimana aspek domestik selalu disematkan pada perempuan.

Dijalari oleh akar dogma ajaran agama dan budaya yang tak memihak perempuan, menjadikan perempuan terpojok.

Padahal tidak demikian seharusnya.

Seperti halnya tremendum et fascinosum, yang tersemat pada Sang Ilahi, perempuan adalah getaran kebajikan pertama yang menjadi penanda kehidupan untuk generasi mendatang.

Melahirkan kekuatan getaran dan ketertarikan yang bisa jadi dimiliki oleh calon pemimpin.

Baca Juga:Hadirkan Atlet Muda dan Kekuatan Merata, POR PGRI Jabar 2023 Dinilai Lebih SuksesPojokan 177 Stabilitas

Sifat perempuan yang mewarisi perbawa mencintai, menghormati dan menjadi tumpuan dalam buaian kasih sayang seorang perempuan dalam wujud ibunda.

“Menggentarkan sekaligus menarik”, tremendum et fascinosum.

Seolah mewarisi sifat Ilahi yang Maha Indah.

Seperti disampaikan oleh Rudolf Otto menyebut Sang Maha Indah sebagai Mysterium Tremendum et Fascinosum,

0 Komentar